كل نفس ذائقة الموت وإنما توفون أجوركم يوم القيامة فمن زحزح عن النار وأدخل الجنة فقد فاز
وما الحياة الدنيا إلا متاع الغرور [
“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati dan sesungguhnya pada
hari kiamat sajalah pahala-pahalamu disempurnakan barangsiapa yang diselamatkan
dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sesungguhnya dia telah beruntung. Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Ali-Imran : 185).
Sungguh setiap
kita sebagai makhlukNya sudah divonis mati bahkan sebelum kelahiran kita, "Setiap
yang berjiwa pasti mati." (QS Al Anbiya: 35).
Dan setiap kita sudah ada jadwal kematian, "Tidaklah suatu jiwa mati kecuali sudah ada kitab ajalnya." (QS Ali Imron: 145).
Sungguh kematian datang pada siapapun, pada yang sakit, juga pada yang sehat, pada yag tua juga pada yang muda, pada yang jelata juga pada yang kaya, bahkan pada yang sembunyi membangun benteng yang kokoh dengan barikade pengawalan ketat pasti mati juga.
"Di mana pun kalian berada pasti kematian merengut kalian walaupun dalam benteng yang kokoh." (QS An Nisa: 78).
Kita tidak akan pernah bisa menghindari kematian bahkan kadang datang 'baghtatan', sekonyong-konyong, mendadak (QS Al An'am: 31). Kita tidak pernah tahu kapan, di mana dan bagaimana cara kita mati. 'Mastuurun', dirahasiakan Allah, kapan, di mana dan bagaimana? Kita tidak tahu. Yang pasti, pasti mati.
Hikmahnya agar kita bersiap-siap menghadapinya, jangan lengah, sibukkan diri dengan ibadah, amal shaleh, hidup dalam Sunnah Nabi Muhammad, jangan sekali-kali nekat berbuat maksiat. Jadilah hamba Allah yang beriman, cerdas, lagi mulia akhlak.
Simaklah sabda Rasulullah, "Umatku yang paling cerdas adalah umatku yang paling banyak ingat mati, lalu mempersiapkan dirinya hidup setelah mati." (HR Ath Thabrani).
Karenanya, sahabatku tercinta, camkan nasehat Rasulullah, "Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan-kelezatan, yaitu kematian." (HR Tirmidzi No 230, Shohihul Jami' no. 1210).
Dan setiap kita sudah ada jadwal kematian, "Tidaklah suatu jiwa mati kecuali sudah ada kitab ajalnya." (QS Ali Imron: 145).
Sungguh kematian datang pada siapapun, pada yang sakit, juga pada yang sehat, pada yag tua juga pada yang muda, pada yang jelata juga pada yang kaya, bahkan pada yang sembunyi membangun benteng yang kokoh dengan barikade pengawalan ketat pasti mati juga.
"Di mana pun kalian berada pasti kematian merengut kalian walaupun dalam benteng yang kokoh." (QS An Nisa: 78).
Kita tidak akan pernah bisa menghindari kematian bahkan kadang datang 'baghtatan', sekonyong-konyong, mendadak (QS Al An'am: 31). Kita tidak pernah tahu kapan, di mana dan bagaimana cara kita mati. 'Mastuurun', dirahasiakan Allah, kapan, di mana dan bagaimana? Kita tidak tahu. Yang pasti, pasti mati.
Hikmahnya agar kita bersiap-siap menghadapinya, jangan lengah, sibukkan diri dengan ibadah, amal shaleh, hidup dalam Sunnah Nabi Muhammad, jangan sekali-kali nekat berbuat maksiat. Jadilah hamba Allah yang beriman, cerdas, lagi mulia akhlak.
Simaklah sabda Rasulullah, "Umatku yang paling cerdas adalah umatku yang paling banyak ingat mati, lalu mempersiapkan dirinya hidup setelah mati." (HR Ath Thabrani).
Karenanya, sahabatku tercinta, camkan nasehat Rasulullah, "Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan-kelezatan, yaitu kematian." (HR Tirmidzi No 230, Shohihul Jami' no. 1210).
Bayangkanlah saat-saat sakaratul maut mendatangimu. Ayah yang
penuh cinta berdiri di sisimu. Ibu yang penuh kasih juga hadir. Demikian pula
anak-anakmu yang besar maupun yang kecil. Semua ada di sekitarmu. Mereka
memandangimu dengan pandangan kasih sayang dan penuh kasihan. Air mata mereka
tak henti mengalir membasahi wajah-wajah mereka. Hati mereka pun berselimut
duka. Mereka semua berharap dan berangan-angan, andai engkau bisa tetap tinggal
bersama mereka. Namun alangkah jauh dan mustahil ada seorang makhluk yang dapat
menambah umurmu atau mengembalikan ruhmu. Sesungguhnya Dzat yang memberi
kehidupan kepadamu, Dia jugalah yang mencabut kehidupan tersebut. Milik-Nya lah
apa yang Dia ambil dan apa yang Dia berikan. Dan segala sesuatu di sisi-Nya
memiliki ajal yang telah ditentukan.
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata, “Tidaklah
hati seorang hamba sering mengingat mati melainkan dunia terasa kecil dan tiada
berarti baginya. Dan semua yang ada di atas dunia ini hina baginya.”
Jadi, semua orang akan mati; engkau telah melihat dan mendengarnya. Orang
yang bahagia adalah orang yang selalu mengambil peringatan dari orang lain atau
mungkin engkau lupa akan ungkapan populer: “Cukuplah kematian sebagai pemberi
nasehat”.
Hendaklah engkau mempersiapkan dengan seluruh desah nafasmu,
sehingga engkau menjadi orang yang apabila berada di pagi hari, dia tidak
menunggu waktu sore; apabila berada di sore hari, dia tidak menunggu waktu
pagi. Namun ia akan beramal sholeh untuk mengisi setiap jam yang sedang
dijalaninya, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Umar ketika mendengar
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
كُنْ فِيْ الدُّنْيَا
كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ آبِرُ سَبِيْلٍ
كل نفس ذائقة الموت وإنما توفون أجوركم يوم القيامة فمن زحزح عن النار وأدخل الجنة فقد فاز
وما الحياة الدنيا إلا متاع الغرور [
“Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati dan sesungguhnya pada
hari kiamat sajalah pahala-pahalamu disempurnakan barangsiapa yang diselamatkan
dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga maka sesungguhnya dia telah beruntung. Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Ali-Imran : 185).
Sungguh setiap
kita sebagai makhlukNya sudah divonis mati bahkan sebelum kelahiran kita, "Setiap
yang berjiwa pasti mati." (QS Al Anbiya: 35).
Dan setiap kita sudah ada jadwal kematian, "Tidaklah suatu jiwa mati kecuali sudah ada kitab ajalnya." (QS Ali Imron: 145).
Sungguh kematian datang pada siapapun, pada yang sakit, juga pada yang sehat, pada yag tua juga pada yang muda, pada yang jelata juga pada yang kaya, bahkan pada yang sembunyi membangun benteng yang kokoh dengan barikade pengawalan ketat pasti mati juga.
"Di mana pun kalian berada pasti kematian merengut kalian walaupun dalam benteng yang kokoh." (QS An Nisa: 78).
Kita tidak akan pernah bisa menghindari kematian bahkan kadang datang 'baghtatan', sekonyong-konyong, mendadak (QS Al An'am: 31). Kita tidak pernah tahu kapan, di mana dan bagaimana cara kita mati. 'Mastuurun', dirahasiakan Allah, kapan, di mana dan bagaimana? Kita tidak tahu. Yang pasti, pasti mati.
Hikmahnya agar kita bersiap-siap menghadapinya, jangan lengah, sibukkan diri dengan ibadah, amal shaleh, hidup dalam Sunnah Nabi Muhammad, jangan sekali-kali nekat berbuat maksiat. Jadilah hamba Allah yang beriman, cerdas, lagi mulia akhlak.
Simaklah sabda Rasulullah, "Umatku yang paling cerdas adalah umatku yang paling banyak ingat mati, lalu mempersiapkan dirinya hidup setelah mati." (HR Ath Thabrani).
Karenanya, sahabatku tercinta, camkan nasehat Rasulullah, "Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan-kelezatan, yaitu kematian." (HR Tirmidzi No 230, Shohihul Jami' no. 1210).
Dan setiap kita sudah ada jadwal kematian, "Tidaklah suatu jiwa mati kecuali sudah ada kitab ajalnya." (QS Ali Imron: 145).
Sungguh kematian datang pada siapapun, pada yang sakit, juga pada yang sehat, pada yag tua juga pada yang muda, pada yang jelata juga pada yang kaya, bahkan pada yang sembunyi membangun benteng yang kokoh dengan barikade pengawalan ketat pasti mati juga.
"Di mana pun kalian berada pasti kematian merengut kalian walaupun dalam benteng yang kokoh." (QS An Nisa: 78).
Kita tidak akan pernah bisa menghindari kematian bahkan kadang datang 'baghtatan', sekonyong-konyong, mendadak (QS Al An'am: 31). Kita tidak pernah tahu kapan, di mana dan bagaimana cara kita mati. 'Mastuurun', dirahasiakan Allah, kapan, di mana dan bagaimana? Kita tidak tahu. Yang pasti, pasti mati.
Hikmahnya agar kita bersiap-siap menghadapinya, jangan lengah, sibukkan diri dengan ibadah, amal shaleh, hidup dalam Sunnah Nabi Muhammad, jangan sekali-kali nekat berbuat maksiat. Jadilah hamba Allah yang beriman, cerdas, lagi mulia akhlak.
Simaklah sabda Rasulullah, "Umatku yang paling cerdas adalah umatku yang paling banyak ingat mati, lalu mempersiapkan dirinya hidup setelah mati." (HR Ath Thabrani).
Karenanya, sahabatku tercinta, camkan nasehat Rasulullah, "Perbanyaklah mengingat penghancur kelezatan-kelezatan, yaitu kematian." (HR Tirmidzi No 230, Shohihul Jami' no. 1210).
Bayangkanlah saat-saat sakaratul maut mendatangimu. Ayah yang
penuh cinta berdiri di sisimu. Ibu yang penuh kasih juga hadir. Demikian pula
anak-anakmu yang besar maupun yang kecil. Semua ada di sekitarmu. Mereka
memandangimu dengan pandangan kasih sayang dan penuh kasihan. Air mata mereka
tak henti mengalir membasahi wajah-wajah mereka. Hati mereka pun berselimut
duka. Mereka semua berharap dan berangan-angan, andai engkau bisa tetap tinggal
bersama mereka. Namun alangkah jauh dan mustahil ada seorang makhluk yang dapat
menambah umurmu atau mengembalikan ruhmu. Sesungguhnya Dzat yang memberi
kehidupan kepadamu, Dia jugalah yang mencabut kehidupan tersebut. Milik-Nya lah
apa yang Dia ambil dan apa yang Dia berikan. Dan segala sesuatu di sisi-Nya
memiliki ajal yang telah ditentukan.
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu berkata, “Tidaklah
hati seorang hamba sering mengingat mati melainkan dunia terasa kecil dan tiada
berarti baginya. Dan semua yang ada di atas dunia ini hina baginya.”
Jadi, semua orang akan mati; engkau telah melihat dan mendengarnya. Orang
yang bahagia adalah orang yang selalu mengambil peringatan dari orang lain atau
mungkin engkau lupa akan ungkapan populer: “Cukuplah kematian sebagai pemberi
nasehat”.
Hendaklah engkau mempersiapkan dengan seluruh desah nafasmu,
sehingga engkau menjadi orang yang apabila berada di pagi hari, dia tidak
menunggu waktu sore; apabila berada di sore hari, dia tidak menunggu waktu
pagi. Namun ia akan beramal sholeh untuk mengisi setiap jam yang sedang
dijalaninya, sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Umar ketika mendengar
Rasulullah -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,
كُنْ فِيْ الدُّنْيَا
كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ آبِرُ سَبِيْلٍ
“Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau seorang
pengembara”.